Fitur Baru Twitter "Rekomendasi Akun Yang Pantas Di-unfollow" Apakah Layak Digunakan?
Sosial media Twitter pada beberapa waktu yg lalu telah melakukan uji coba fitur baru yaitu "rekomendasi akun yang pantas di-unfollow".
Fitur ini masih pada pengembangan serta perbaikan serta telah diterapkan dalam sekian hari yang kemudian.
Fitur baru ini berfungsi buat mempermudah pengguna Twitter dalam melakukan unfollow dalam akun-akun yg tak pernah melakukan interaksi ataupun dalam akun yang telah tewas alias tidak dijalankan lagi.
Perwakilan dari Twitter menyatakan bahwa mereka tahu pengguna Twitter ingin memiliki linimasa yg relevan, salah satu cara buat melakukannya adalah dengan melakukan unfollow dalam akun-akun yg jarang berinteraksi dengan si pengguna.
Nah fitur rekomendasi unfollow ini sendiri sudah melewati beberapa tes pada beberapa akun yg diindikasikan jarang melakukan interaksi beserta pengguna lain.
Pihak Twitter juga melakukan pengamatan mendalam tentang fitur ini apakah fitur ini akan menambah kenyamanan pengguna Twitter atau sebaliknya.
Dari uji coba yg sudah dilakukan secara terbatas tadi nampaknya fitur baru ini layak diterapkan serta dipakai buat awam.
Namun walaupun fitur baru ini telah dianggap aman serta sanggup diterapkan secara langsung tapi tampaknya pihak Twitter sendiri tak ingin terburu-buru dalam menambahkan fitur baru ini.
Mereka ingin memikirkan perkembangan fitur ini lebih mendalam serta memikirkan resiko yg kemungkinan akan timbul.
Salah satu alasan mengapa Twitter perlu memikirkan penerapan fitur baru ini secara matang adalah karena Donald Trump!
Ya, beberapa dekade ya kemudian presiden Amerika yang bernama Donald Trump pernah menyebut Twitter sudah melakukan diskriminasi dan berlaku tak adil dalam media massa konservatif, seperti melakukan penghapusan verifikasi akun, pemblokiran secara diam-diam dan sebagainya.
Belum usai kontroversi mengenai kritikan pedas Donald Trump tersebut nampaknya membuat Twitter wajib lebih berhati-hati dalam bertindak.
Jika Twitter salah bertindak maka bukan tidak mungkin Twitter akan menerima kritik pedas lagi dari orang angka satu di Amerika tersebut.