Mengenal Sistem Operasi Debian GNU/Linux

Mengenal Sistem Operasi Debian GNU/Linux

Debian adalah satu dari distro Linux paling populer dan paling banyak dipakai sekarang. Ada banyak alasan mengapa Debian begitu diminati warga , satu dari alasannya adalah merupakan karena performanya yang bagus serta stabil.

Sistem operasi Open Source yang bernama Debian ini adalah sistem operasi Linux yg dikembangkan buat kebutuhan managemen jaringan.

Jadi lumrah saja apabila saat ini banyak orang yg menggunakan sistem operasi ini, terlebih lagi bagi mereka yg memang pekerjaannya berurusan dengan jaringan.

Tidak hanya bisa dijalankan buat kebutuhan khusus saja, Debian pula seringkali dimanfaatkan sebagai satu dari media pembelajaran di berbagai sekolah yg memang memberikan mata pelajaran jaringan, sebut saja salah satunya adalah Teknik Komputer Dan Jaringan (TKJ).

Didalam mata pelajaran jaringan TKJ, sistem operasi ini sanggup dijadikan sebagai satu dari media pembelajaran berbasis praktik, dimana para murid akan diajarkan bagaimana cara melakukan installasi sistem operasi Debian, hingga melakukan konfigurasi jaringan dalam sistem operasi Debian.

Yang lebih hebatnya lagi, seiring dengan meningkatnya popularitas internet di kalangan masyarakat dunia, kini Debian pula seringkali dijadikan sebagai salah satu acuan standar dalam kompetisi IT Networking.

Nah dengan membaca pembagian terstruktur mengenai singkat diatas, maka tentunya kita bisa menyimpulkan Debian ini merupakan sistem operasi Linux yang sangat layak kita pelajari, khususnya bagi mereka yang memang bergelut dibidang Networking/jaringan.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan kali ini izinkanlah saya buat memberikan beberapa materi singkat tentang sistem operasi Debian GNU/Linux. Materi ini aku tujukan bagi anda yg memang ingin mengenal lebih dalam tentang Debian.

Oke tanpa berlama-lama lagi, silahkan pahami dan amati penjelasan mengenai sistem operasi Debian berikut ini:

1. Pengertian Debian

Seperti yang telah aku sampaikan pada penjelasan diatas, bahwa sistem operasi Debian ini merupakan satu dari distro Linux paling populer yang mana pengembangannya sendiri dilakukan secara terbuka.

Dimana para pengembangnya sendiri adalah para programmer sukarela yang sudah bergabung pada proyek Debian.

Tujuan dari proyek ini sendiri adalah menciptakan sistem operasi open source yang bebas serta terbuka buat awam.

Hal itu pula yg melatar belakangi mengapa sistem operasi Debian ini desebut sebagai sistem operasi open source, yang adalah sistem operasi ini bisa bersama bebas digunakan, di modifikasi, dikembangkan lebih lanjut, dan dipublikasikan balik .

Dalam pengembangannya, sistem operasi Debian ini menggunakan perangkat lunak yang berbasis GNU, serta memakai sistem kernel Linux. Oleh karena itulah Debian sering kali dikenal dengan sebutan Debian GNU/Linux.

Bahkan dari pengembangan Debian sendiri telah terlahir banyak variasi sistem operasi Linux lainnya dengan berbasiskan pada sistem Debian itu sendiri. Beberapa antara lain merupakan:

  • Ubuntu
  • BackTrack
  • Linux Mint
  • Knoppix
  • DMS (Damn Small Linux)
  • MEPIS
  • Xandros


2. Sejarah Debian

Debian pertama kali diperkenal oleh seorang mahasiswa Universitas Purdue, Amerika Serikat yang bernama Ian Murdock.

Pengengembangan Debian ini dimulai pada 16 Agustus 1993, dimana nama Debian tadi terinspirasi oleh namanya sendiri "Ian" dan kekasihnya "Debra Lynn".

Sehingga dia menetapkan buat memulai mengembangkan proyeknya ini dengan nama Deb & Ian, dimana nama ini kemudian seringkali dianggap sebagai Debian.

Pada awal pengembangannya, Ian Murdock hanya berencana untuk menggunakan modifikasi pada distribusi SLS (Softlanding Linux System). Tetapi ketika ia berhasil memodifikasinya, Ian kemudian merasa kurang puas beserta apa yg telah dia lakukan.

Ia lalu berpikir, "Mengapa tak menciptakan sistem distribusi Linux sendiri saja dari nol?"

Berawal dari pemikiran tersebutlah akhirnya proyek Debian segera dimuai bersama beberapa bantuan dari teman-temannya yg memang membantunya secara sukarela.

Proyek Debian yg dipimpin oleh Ian Murdock ini kemudian berhasil menghasilkan seri-seri Debian, antara lain yaitu:

  • Debian 1.1 Buzz
  • Debian 1.2 Rex
  • Debian 1.3 Bo
  • Debian 2.0 Hamm
  • Debian 2.1 Slink
  • Debian 2.2 Potato
  • Debian 3.0 Woddy
  • Debian 3.1 Sarge

Setelah 3 tahun proyek Debian ini berjalan, akhirnya kepemimpinannya diambil alih oleh Bruce Perens. Dimana dalam tahun 1996, Brunce Parens mulai memfokuskan proyek ini buat membentuk Debian Contract sekaligus Debian Free Software Guidelines.

Kemudian pada akhir tahun 2000, proyek Debian melakukan pembaruan pada Archive serta Managemen rilis. Serta ditahun yg sama itu, para pengembang Debian mulai gencar melakukan konferensi dan workshop tahunan, yg diklaim "Depconf".

Lalu dalam tanggal 8 April 2007, proyek Debian ini akhirnya merilis sistem operasi yg dengan nama Debian GNU/Linux 4.0 dengan kode "Etch".

Pada tahun berikutnya, yaitu 2009 muncul versi terbaru dari Debian yang kemudian diberi nama Lenny.

Versi terbaru 5.0 yg bernama Lenny ini diluncurkan secara resmi pada 14 Februari 2009. Dimana versi Debian terbaru ini telah dilengkapi bersama 25.000 paket perangkat lunak.

Perilisan Debian Lenny ini didedikasikan kepada salah seseorang pengembang aktif proyek Debian yang bernama Thiemo Seufer.

Proyek Debian, tak berhenti sampai itu saja, Debian terus mengeluarkan versi-versi terbaru setiap tahunnya.

Untuk pengembangan versi selanjutnya dari Debian yang dinamakan Debian 6.0 Squueze, yg mana versi terbaru ini tentunya sudah dilengkapi bersama beberapa perbaikan dan penambahan paket yg lebih baik.

Namun sayang, perilisan Debian versi Squueze ini ternyata mengalami kendala sampai akhirnya proyek pengembangannya ditunda selama dua tahun.

Setelah versi Squueze berhasil dirilis serta dipublikasikan untuk awam, akhirnya pada tahun-tahun selanjutya Debian terus konsisten membuatkan versi-versi terbaru dari Debian.

Mulai dari Debian Wheezy sampai versi paling baru yg dengan nama Debian 8 Jessie.

3. Kelebihan Debian



-Open Source

dalam artian sistem operasi Debian ini mampu anda pakai secara bebas tanpa perlu membayar, anda juga dapat memperbanyak, menyalin source program, dan memodifikasi serta bebas buat menyebar luaskannya.

-Program Yang Stabil & Sistem Yang Telah Teruji

Jadi anda bisa menggunakan banyak sekali program dan layanan yg terdapat tanpa terkendala masalah mirip dengan lag, maupun hang.

Anda pula bisa menjalankan program secara terus-menerus pada waktu yang lama tanpa perlu risi akan mengalami gangguan sistem.

-Support Semua Tipe Komputer

Anda sanggup menjalankan sistem operasi Debian ini pada hampir semua jenis perangkat komputer

-Tidak Memakan RAM

Sistem operasi Debian ini dalam dasarnya tidak memerlukan spesifikasi RAM yang besar, hanya dengan ukuran 250 MB RAM saja anda telah mampu menjalankan sistem operasi satu ini.

Selain itu Debian juga tidak membutuhkan ruang penyimpanan Harddisk yg besar, anda hanya perlu mengatur ukuran Harddisk sebesar 1,6 GB saja buat Debian Server, sedangkan buat mode Client/Workstation hanya membutuhkan 600 MB.

4. Kekurangan Debian

  • Karena sistem dari Debian itu sendiri yg sangat ketat dalam sisi keamanannya, maka buat dapat memasukkan software versi terbaru kedalam distronya saja sanggup dibilang sangatlah sulit.
  • Sistem operasi Debian ini mampu dibilang cukup sulit dikonfigurasi ketika install pertama kali
  • Memerlukan kapasitas reposiroty yang cukup besar, sekitar 40 hingga 60 GB
  • Periode rilis yg tidak mengecewakan konservatif


Penutup

Demikianlah ulasan singkat mengenai sistem operasi Debian GNU/Linux. Di artikel ini telah saya sampaikan beberapa pembahasan tentang Debian antara lain, pengertian Debian, sejarah, kelebihan serta kekurangannya.

Semoga dari adanya pembahasan di atas anda bisa lebih mengetahui sistem operasi Debian serta tentunya mampu menambah wawasan kita semua ya. Baik aku sendiri sebagai penulis maupun kamu sebagai pembaca.


Nah munginkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Dan jangan lupa buat terus mengikuti update terbaru dari blog ini ya. Terimakasih.

Konfigurasi IP Address Pada Debian GNU/Linux

Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

IP Address atau Internet Protocol Address merupakan sebuah alamat khusus yang diberikan kepada suatu komputer .

Pemberian alamat IP ini tak lain dan tidak bukan merupakan agar komputer yg satu bersama yang lainnya bisa saling berdialog.

IP Address itu sendiri terbentuk atas 4 blok, dimana masing-masing blok dapat berisikan nomor mulai dari 0-255. Dimana nomor 255 ini adalah puncak atau ujung dari IP Address.

Nah, IP Address ini sanggup dibagi menjadi dua bagian, yaitu Net ID (Network ID) dan Host ID. Dimana masing-masing bagian ini merupakan unsur pembagun alamat IP.

Agar anda bisa membedakan antara Net ID & Host ID, berikut aku berikan contohnya:

Disini admin akan memberikan contoh sederhana agar kamu bisa membedakan yg mana Net ID serta yg mana Host ID. Kali ini aku akan menggunakan IP Address kelas C dengan IP 192.168.20.1

Dari IP address 192.168.20.1 ini kita mampu membedakan mana yg namanya Net ID dan Host ID. Net ID dalam IP tersebut yaitu dimulai dari 192.168.20, sedangkan Host ID dari IP tadi adalah 1.

Net ID dan Host ID dalam suatu IP Address pastinya mempunyai manfaatnya sendiri-sendiri.

Kita bisa mengibaratkan Net ID ini sebagai nomor gang dalam suatu komplek perumahan, dan Host ID ini merupakan nomor tempat tinggal yg terdapat di komplek tersebut.

Jadi sesuai beserta pembahasan tersebut kita mampu mengambil kesimpulan bahwa dalam pemberian IP address komputer , kita boleh memakai Net ID yang sama, namun bersama Host ID yg berbeda.

Sebab bila Host ID mempunyai angka yang sama, maka komputer yang satu bersama PC yang lain tidak akan mampu saling berhubungan.

Baiklah aku rasa kamu telah mulai mengenal serta memahami apa itu IP Address, apa itu Net ID & Host ID. Selanjutnya yuk kita pahami pembagian kelas dalam IP Address:

Kelas A : 0-127

IP Address kelas A ini mempunyai jarak IP yg berkisar dari 0 sampai 127. Contoh IP Address kelas A yaitu 10.10.10.1.

Pada kelas A ini Net ID terletak pada blok pertamanya, sedangkan Host ID terletak pada bagian selanjutnya dari Net ID.

Penggunaan IP Address kelas A ini lebih cocok buat jaringan WAN (Wide Area Network) bersama subnet 255.0.0.0

Kelas B : 128-191

IP Address kelas B berkisar antara 128-191, contohnya 128.255.129.7. Dimana dalam kelas B ini Net ID berada dalam 2 blok pertama IP Address serta sisanya merupakan Host ID

Alamat IP dalam kelas B ini lebih cocok buat digunakan pada jaringan MAN (Metropolitan Area Network) bersama subnet 255.255.0.0

Kelas C : 192-223

IP Address kelas C ini memiliki range atau jarak antara 192 sampai 223. Contoh IP Address kelas C merupakan 192.168.20.100, dimana Net ID berapa pada 3 blok pertama IP Address, serta Host ID berapa pada 1 blok terakhir IP Address.

Sedikit berita saja, bahwa IP Address kelas C ini lebih cocok dijalankan pada jaringan LAN (Local Area Network) bersama subnet 255.255.255.0

Kelas D : 224-247

Ini merupakan kelas IP yg sering kali dijalankan buat keperluan Multicasting, dimana IP Address kelas D ini memiliki range IP antara 224 sampai 247. Pada kelas D ini tak ada yang namanya Net ID serta Host ID.

Kelas E : 248-255

IP Address kelas E ini sering kali dipakai buat keperluan umum dan uji coba, bersama nomor yang dimulai dari 248-255. Disini pula tak dikenal yg namanya Net ID dan Host ID.

Baiklah saya rasa kamu sudah mulai paham tentang IP Address, maka selanjutnya mari kita mengulas bagaimana cara melakukan konfigurasi IP Address pada sistem operasi Debian GNU/Linux. Berikut panduannya buat kamu:

1. Silahkan kamu jalankan sistem operasi Debian kamu. Disini saya menjalankan Debian CLI (Bukan GUI) secara Virtual dengan bantuan software yang bernama VMWARE.

Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

2. Pada tampilan awal, silahkan kamu ketik perintah "pico /etc/network/interfaces" lalu Enter

Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

3. Lalu masukan IP Address, Netmask, Network, Broadcast, dan Gateway

Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

4. Setelah selesai, silahkan anda simpan dengan menekan tombol kombinasi "CTRL+X" kemudian tekan "Y" serta Enter

5. Lakukan Restart pada jaringan beserta cara mengetikan perintah : service networking restart
Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

6. Kemudian buat memastikan bahwa IP Address sudah terpasang, silahkan ketik perintah "ifconfig eth0" kemudian Enter

Konfigurasi IP Address Debian GNU/Linux

7. Bisa dilihat pada gambar tadi, IP Address telah terpasang bersama benar . Itu artinya konfigurasi kita telah berhasil.

Penutup

Nah bagaimana sobat-sobat, mudah sekali bukan, cara konfigurasi IP Address pada Debian GNU/Linux?

Selain bisa melakukan konfigurasi IP Address, melalui artikel di atas kamu juga sudah memahami apa itu IP Address, Net ID serta Host ID.

Jadi kamu tidak hanya mampu mengkonfigurasi IP Address saja, namun pula telah mengetahui IP Address dengan baik.

Baiklah aku rasa hanya itu yang bisa admin smapaikan pada kesempatan kali ini, semoga apa yang telah admin sampaikan di atas sanggup memberikan manfaat buat anda seluruh.


Dan ingat buat terus mengikuti update terbaru dari blog ini ya. Terimakasih serta sampai jumpa.